KawasanHOT - Cerita ini bermula di awal tahun 2012, hari itu sedang hujan rintik-rintik. Vidia, seorang gadis yang alim dan berjilbab berniat mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar yang katanya paling berkualitas di kota mereka untuk persiapan SNMPTN 2012. Sesampainya di tempat bimbingan itu Vidia dan temannya disambut seseorang di tangga. Dia berkata,
“Mau mendaftar ya Dek..? Kalo mau mendaftar di atas.”
Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana. Belakangan Vidia tahu dia bernama Andi, tentor kelas IPA yang juga mengajarnya di kelas.
Andi memiliki wajah yang biasa saja, bahkan tidak tergolong cakep, namun rayuannya membuat Vidia sangat tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya membuat Vidia yang lugu dan alim terkesima, apalagi saat mas Andi menjelaskan terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Vidia semakin kagum melihatnya.
Dari hari ke hari mereka semakin akrab. Vidia pun biasa diantarnya pulang, mereka pun sering ngobrol bersama tentang masalah mereka karena mereka juga sudah saling terbuka bahkan menyangkut cerita pribadi mereka. Mereka juga sering bercanda. Andi pun sesekali menyentuh Vidia, dan walaupun Vidia seringkali menolak, tetap saja Vidia merasakan sesuatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesra.
Sampai pada suatu hari Andi mengajak Vidia nonton. Awalnya Vidia ragu2, namun akhirnya Vidia menerima ajakan itu. Mereka pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Vidia tampak cantik malam itu dengan jilbab biru sedada dan kemeja putih bersih serta rok panjang lembut yang selalu Vidia pakai. Tidak lupa kaus kaki yang selalu menutupi kakinya yang putih bersih.
Saat film tengah diputar, Andi tidak henti-hentinya melihat Vidia. Vidia pura-pura serius nonton, tapi Vidia sebenarnya juga melihatnya. Kemudian mas Andi mulai berani memegang tangannya. Vidia tak kuasa menolaknya, lalu Andi berkata,
“Aku sayang kamu.”
Serr.., rasanya Vidia seperti tersambar petir asmara dan tidak kuasa menolaknya, apalagi ketika mas Andi mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya dan meletakkan tangannya di paha Vidia yang masih tertutup rok panjang. Vidia semakin tidak kuasa menepisnya.
Kemudian Andi pun memandang Vidia sejenak dan langsung menyambar bibirnya. Awalnya Vidia berusaha menolak. Namun karena serangan bibir mas Andi yang bertubi2 dan serangan birahi yang menggebu2, dengan agak canggung akhirnya Vidia menyambutnya. Vidia yang sudah terbakar napsu birahi untuk pertama kali dalam hidupnya lagi2 tak kuasa menolak saat lidah mas Andi menyusup kedalam mulutnya dan bertemu dengan lidahnya. Lidah mereka saling bertautan dan aroma nafas mereka saling memburu mereguk nikmatnya air liur mereka yang saling mereka tukarkan.
Kebetulan di sederetan kursi mereka duduk tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat aktivitas mereka ini. Baru sekali ini Vidia melakukan hal seperti ini. Apalagi sekarang Vidia melakukannya di bioskop, sehingga Vidia juga merasa agak malu saat kemudian ia membayangkan bagaimana bila tiba2 orang2 mengetahui apa yang ia lakukan dengan mas Andi. Dimana martabatnya sebagai seorang gadis yang alim dan berjilbab? Namun pikiran itu tidak bisa mengalahkan gejolak birahi Vidia, justru malah membuatnya semakin terangsang. Itulah sebabnya Vidia sangat menikmatinya.
Andi pun semakin berani menyingkap rok panjang Vidia dan mulai mengelus-elus paha mulus Vidia yang kuning langsat itu.
“Paha kamu mulus yah.., Mas jadi tambah sayang sama kamu. Pasti paha kamu belum pernah disentuh cowok kayak sekarang khan??” kata Andi.
Kebetulan rok yang Vidia pakai saat itu memang mendukung, sebuah rok biru panjang lembut namun ada belahannya di pinggir yang menyebabkan tangan Andi mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua paha Vidia. Namun karena malu Vidia pun menahan tangannya, dan berkata,
“Jangan Kak.”
Andi tidak mempedulikan kata-kata Vidia, dan tangannya terus memaksa masuk. Sekarang celana dalam Vidia bagian paha dalam sudah ia raih. Sedikit lagi ia tarik, maka Andi akan mendapatkan kemaluan Vidia yang sudah basah ini.
“Dek.., nggak pa-pa kok, enak deh, masa nggak percaya sih sama kakak. Ya Yang… ya..!” rayu Andi.
Vidia pun tetap bertahan untuk tidak memberikan apa yang Andi mau, namun tenaga Andi lebih kuat dari dia, sehinggga slep.., jarinya menyentuh klitoris Vidia. Vidia merasakan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ketika mas Andi mulai memainkan tangannya di lubang Vidia bagian luar, mengelus-elus bulunya yang tipis dan menggesek-gesekkan klitorisnya yang sudah basah dengan cairannya.
Sungguh sensasi yang luar biasa yang tak pernah tidak Vidia rasakan. Vidia pun mulai menggelinjang dan mengeluarkan suara-suara yang erotis sambil masih merasakan malu,
“Ahh… ahh… kaaakkk.., jangan… jangaaan kak… aaaakhh….!”
Tanpa sadar kepalanya juga sudah sudah menempel di kedua payudaranya. Film pun habis, lampu kembali menjadi terang. Mas Andi memandangi Vidia dengan mesra.
“Pulang yuk..!” katanya sambil menggandeng tangan Vidia.
Sambil berjalan turun, Vidia pun membetulkan rok dan jilbabnya yang sudah diacak-acak oleh Andi tadi.
“Maafin kelakuan kakak tadi yah.” Kata Andi memecahkan kebisuan di antara mereka berdua.
“Nggak pa-pa, tapi jangan diulangi lagi yah Kak.. Vidia takut.” jawab Vidia.
Andi langsung merangkul pinggul Vidia dan mencium pipinya, sungguh sangat mesranya. Mereka pun pulang dengan menggunakan jasa taksi.
“Turun dulu yuk kak..!” kata Vidia saat taksi sudah sampai di depan rumahnya.
Mas Andi pun menyanggupi dan langsung membayar taksi, kemudian ikut turun bersama Vidia. Vidia mengambil kunci di bawah pot, di situ keluarganya biasa menyimpan kunci kalau tidak ada orang di rumah. Maklumlah, ibu dan ayah Vidia sering pergi ke rumah kakaknya yang paling tua, sehingga Vidia biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya.
Vidia langsung mempersilahkan Andi masuk ke rumah mungilnya.
“Duduk dulu Mas.., mau minum apa..?”
“Nggak usah repot-repot deh, ehh iya orangtuamu nggak ada..?”
“Nggak ada Mas, lagi pergi kayaknya.”
“Oohh..”
Begitu percakapan mereka setelah mereka masuk. Vidia pun langsung menuju kamar untuk mengganti baju.
“Tunggu sebentar yah kak.” kata Vidia.
Namun mas Andi langsung mengikuti Vidia ke dalam kamar dan menggendongnya ke atas ranjang, lalu mengunci pintu kamarnya.
“Kakak mau apa..?” tanya Vidia lugu.
“Lanjutin yang tadi yah..?” ucapnya.
“Jangan Kak, Vidia takut..!” kata Vidia lagi.
Tapi Andi langsung memeluk Vidia dan menciumi Vidia dengan liarnya. Vidia yang juga sudah dari tadi terangsang menyambutnya dengan ciuman yang bernafsu.
“Aaachh.., mmhhh.., ahhh..!” bunyi mulut mereka yang saling terpaut mesra.
Andi pun melepaskan semua bajunya dan bugil di depan Vidia yang wajahnya mulai merah karena terbakar napsu birahi. Kemaluan Andi yang menggelantung di depannya sangat besar, baru kali ini Vidia melihat secara langsung. Selama ini Vidia hanya melihat sesekali saat ia membuka situs porno di internet. Biarpun alim, namun Vidia suka membuka situs2 porno di internet.
Vidia tidak kuasa menolak ketika Andi melepaskan seluruh baju Vidia, sehingga Vidia polos tanpa sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya, kecuali jilbab birunya yang memang sengaja tidak ditanggalkan oleh Andi.
“kamu tampak lebih menggairahkan saat masih pake jilbab, sayang.” Bisik Andi lembut.
Di kamar Vidia sendiri, di atas ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, sekarang Vidia sedang memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang dan keras yang disodorkan ke mulutnya. Walaupun sempat menolak karena agak jijik, namun akhirnya Vidia mau juga dan malah keenakan menghisap milik Andi seperti lolipop yang dulu sering diberikan mamanya waktu Vidia kecil. Andi pun mengerang keenakan.
“Ahh.., aah.., ahhh.., enak Sayang.. terus..!”
Terdengar juga saat itu “Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan mulut Vidia di batang kemaluannya.
Terlihatlah pemandangan yang sangat menggairahkan, seorang gadis yang hanya memakai jilbab di tubuhnya sedang menjilati kemaluan seorang lelaki yang bukan suaminya. Dalam posisi Vidia tidur, Andi mengangkang di atasnya sambil kedua tangannya meraih payudara Vidia dan meremas-remasnya, Vidia pun keenakan dibuatnya.
Ia sudah tidak ingat apa2 lagi, karena api birahi sudah menguasainya. Andi kini melepaskan penisnya dan menghisap kedua payudara Vidia secara bergantian dengan liarnya sambil tangannya memainkan klitoris Vidia dan sesekali menusuk masuk ke lubangnya yang sudah amat becek. Vidia pun merasa sangat nikmat dibuatnya.
“Aaah.., ahh.., uhh.., ouhh kaaakk.. aaahh.. shhtt..kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!” begitulah teriakannya sambil meracau tidak karuan karena menahan nikmat yang luar biasa.
Andi pun menjilati tubuh Vidia, turun dan turun hingga sampai kepada lubang kemaluannya yang ia garap mesra. Vidia pun melenguh keenakan,
“Aahh.., aahhh… kaak.., Vidia mau pipiisshhh..!”
Andi tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke arah paling sensitif. Klitoris Vidia dimain-mainkan dengan lidahnya. Vidia hanya bisa merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa atas permainan lidahnya di bagian tubuhnya yang sensitif.
“Kakkk.., Kakkk.., Vidia pipiiishhh. Ahh.., aahh..!”
Vidia pun mengeluarkan cairannya, namun Andi tidak berhenti menghisap vagina Vidia sampai semua dibuat bersih olehnya.
“Oohh.., Kaaakkk.., enakk.. Kakk..!” Vidia seakan tidak perduli lagi apa yang Vidia ucapkan.
Lalu Andi mencoba menusuk Vidia dengan senjatanya yang sudah menegang dari tadi. Vidia yang tenggelam oleh nafsu pun segera melebarkan kakinya, pasrah memberikan dirinya untuk Andi. Andi pun berusaha memasukkan batang penisnya ke arah vagina Vidia, namun agak sulit karena memang Vidia masih perawan. Vidia merasa sakit, namun karena mas Andi juga meremas payudara Vidia dan menghisap bibirnya, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai akhirnya, “Bless..!” Pertahanan Vidia berhasil ditembusnya. Vidia pun berteriak,
“Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!” Andi pun membelai kepala Vidia yang terbungkus jilbab, dan berkata,
“Tahan ya sayang..”
Andi nampak keasyikkan menikmati jepitan Vidia,
“Uhh.., Dekk.., kamu hebat..!”
Mereka pun terus berciuman sementara tangan Andi memainkan puting susu Vidia yang semakin mengeras.
“Ahh.., aahh.. aahh..” betul-betul nikmat dan asyik,
“Aahhh.., ohh.., uuhh..!”
Andi menghisap bibir Vidia dengan lembut. Tidak lama kemudian,
“Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh.. yeaah.. Kak.. Vidia mo pipiss lagiiihhh… Oohh Vidia sudah tidak tahan lagi..!” dan, “Serrr…” keluarlah cairan Vidia.
Vidia pun merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur tubuhnya seiring keluarnya cairan di liang kenikmatan Vidia beserta darah segar yang sejak tadi keluar dan membasahi sepreinya.
Seketika itu juga Andi mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluan Vidia dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah dan mulut Vidia, sampai membasahi jilbab Vidia. Vidia pun membersihkan sisa-sisanya dengan menelan sperma yang ia semprotkan dengan menghisap batang kemaluannya sampai bersih. Kemudian mereka pun bertatap mesra, berpelukan dan tertidur bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar